Jam 7 pagi sampai Kartini, terus duduk cukup lama di ruang tunggu. Kok ga ada orang ya, pikir saya. Akhirnya coba bertanya ke OB yang sedang membersihkan ruangan, ternyata kalau mau melahirkan langsung ke ruang bersalin untuk diperiksa. Baru administrasi diproses dari sana. Hehe, untung nanya, maklum baru pertama kali. Akhirnya saya diperiksa bidan dan katanya baru bukaan 2. Terus milih kamar, dan pindah ke kamar rawat sampai bukaan dirasa sudah lengkap.
Setelah jalan2 bolak-balik, akhirnya jam stgh 10 saya ke ruang bersalin karena terasa udah mules banget. Setelah menunggu kurang-lebih 10 menit, (tapi kalau nunggu sambil mules kayaknya 10 menit lamaaa bgt) akhirnya bidan datang dan meriksa. Ternyata udah lengkap ibu2! Dan eng ing eng.. pengalaman pertama itu terjadi juga. Bu bidan memanggil temannya, dan suami datang menemani. Setelah persiapan ini itu, saya disuruh mengejan, eh salah lagi katanya, jadi diajari dulu cara 'ngedan' yang benar. Akhirnya, hampir jam 11 sesosok bayi diangkat dan diperlihatkan kepada saya. Laki2, keriting, dan langsung menangis. Alhamdulillah, tak ada kendala berarti. Ia diberi nama: Umar Abdul Hadi.
Umar yang cerdas. Sifat itu terlihat dari cepatnya ia belajar bicara. Saat usia 1 tahun 5 bulan, ia sudah punya adik. Dan di usia segitu ia sudah pandai bicara, sudah makan sendiri, sudah sangat komunikatif, dalam artian: saya mengerti apa yang ia sampaikan, dan ia mengerti apa yang saya sampaikan.
Umar yang pengertian. Yang ngerti kalau ibunya repot :) dan di saat kami sedang mengalami masa2 'sulit' secara ekonomi, ia sangat mudah diminta pengertiannya. Saat saya blm bisa beliin susu, saya tawarkan teh manis, maka ia pun meralat permintaannya: "mau teh manis aja deh bu.."
Umar yang udah 3 tahun. Yang udah sering minta sekolah. Yang bilang Umar udah gede, ga mau dibantuin. Dan sering juga bilang Umar masih kecil kalau lagi ngiri sama adiknya hehe..
Umar.. umar, ibu sayaaaaang deh!
0 komentar:
Posting Komentar