Jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Umar masih lompat2an, dan minta ditemani bermain di luar kamar. Di lain sisi, ibu dan bapak umar sudah lelah dan (pastinya) mengantuk. "Umar, mainnya udah ya. Udah malam. Kita tidur yuk". "Ga mau!".
Hmm.. kondisi seperti ini sering kali memicu amarah orang tua. Orang tua yang lelah, bertemu dengan anak yang meminta perhatian khusus.
"Marah itu memang mudah. Begitu mudahnya marah, sehingga setiap orang akan mampu marah. Tetapi, marah yang tepat, pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang pas, demi tujuan yang benar, dengan cara yang baik, bukanlah sesuatu yang mudah." Demikian ungkap Aristoteles.
Memang dampak marah terhadap anak dikhawatirkan memberi dampak negatif bagi perkembangan anak. Itulah sebabnya Rasulullah saw menegur seorang ibu yang menarik anaknya karena 'ngompol' di pangkuan Rasulullah.
Jadi bagaimana seharusnya 'marah yang bijak' kepada anak?
Browsing sana-sini, berikut ini beberapa catatan yang saya peroleh mengenai marah terhadap anak:
- Sadarilah kalau anak adalah amanah dari Allah swt. Banyak sekali pasangan yang sudah menikah namun sampai bertahun-tahun belum punya anak. Kita punya sesuatu yang mereka sangat inginkan, berterima kasihlah untuk itu.
- Anak kita sangat mencintai kita. Meskipun baru saja dimarahi, bila anak kita ditanya apakah lebih suka ibu/bapaknya di dekatnya atau ditinggal kerja, pasti mereka lebih memilih bapak dan ibunya di rumah bersama mereka
- Kontrollah diri kita. Bila suatu saat rasa marah melanda, berlindunglah pada godaan syetan, tarik nafas perlahan-lahan secara teratur (relaksasi pernafasan) karena hal ini akan membuat emosi Anda menjadi lebih tenang. Ingatlah bahwa mendidik anak adalah salah satu ibadah pada Allah swt. dan kesulitan dalam mendidik anak akan dibalas dengan pahala
- Memperbaiki pola komunikasi. Misal: "Umar mandi ya!" menjadi: "Umar mau mandi sama ibu apa sama mba?", atau "Umar makan ya!" menjadi "Umar mau makan sendiri apa disuapin?". Biasanya anak memilih salah satu dari pilihan yang ditawarkan.
- Menghindari penyebab marah. Misalnya, jangan meletakkan barang pecah belah di tempat yang terjangkau oleh anak. Atau, selagi anak masih kecil, tidak perlu memasang karpet atau permadani mahal di lantai yang memerlukan tenaga ekstra untuk membersihkannya.
- Berdoa. Berdo’a adalah salah satu cara tepat yakni agar diberi kemudahan untuk mengajarkan berbagai nilai kebaikan pada Anak, termasuk menjadi teladan bagi anak untuk mengendalikan marah.
semoga ibu jadi lebih bijak mengontrol amarah ya, amin.
0 komentar:
Posting Komentar